Selasa, 29 Desember 2020

Review Jurnal

Nama              : Sri Lovely Harita

NIM                : 181201036

Kelas               : MNH 5

Mata Kuliah : Penilaian Hutan

Dosen              : Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si                          


REVIEW JURNAL


Judul         

PENILAIAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI KAWASAN CAGAR ALAM PADANG LUWAY KABUPATEN KUTAI BARAT

Jurnal

AGRIFOR

Volume & Halaman

Vol. XV/No. 1

Tahun

Maret/2016

Penulis

Oleh : Hasrul Nordiansyah, Ismail, dan Ismail Bakrie

Reviewer

Sri Lovely Harita

Nim 181201036

Tanggal

28 Desember 2020




















Latar Belakang

Kawasan suaka alam merupakan salah satu bentuk protected area yang ditetapkan untuk tujuan perlindungan ekosistem dan pengembangan wisata. Karena kawasan suaka alam merupakan salah satu bentuk protected area, maka selain perlindungan ekosistem dan pemanfaatannya, satu hal yang harus dipegang dan senantiasa diingat sebagai misi pokok oleh pengelola kawasan konservasi adalah pengelolaan biodyversity (keanekaragaman hayati) dan ekosistemnya. Berdasarkan UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Cagar Alam (CA) adalah kawasan suaka alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Kondisi dan realitas kawasan Cagar Alam menuntut upaya pengelolaan yang lebih terarah dan berkesinambungan serta lebih mendayagunakan potensi sumberdaya alam yang ada untuk kepentingan kelestarian kawasan tersebut sehingga untuk mengetahui efektivitas pengelolaan Cagar Alam Padang Luway perlu dilakukan penilaian dengan menggunakan metode RAPPAM. RAPPAM adalah kependekan dari Rapid Assesment and Prioritization of Protected Area Management yang merupakan suatu pendekatan untuk mengukur efektivitas pengelolaan kawasan lindung.

Tujuan Penelitian

untuk mengkaji efektivitas pengelolaan Kawasan Konservasi Cagar Alam Padang Luway berdasarkan nilai penting pada setiap siklus pengelolaan yaitu perencanaan, masukan, proses, dan keluaran. Mengetahui nilai komponen yang kurang pada setiap siklus pengelolaan yang mempengaruhi efektivitas pengelolaan kawasan Cagar Alam Padang Luway.

Subjek Penelitian

Kawasan Konservasi Cagar Alam Padang Luway

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kajian deskriptif – korelasional untuk menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Fakta-fakta yang terjadi dilapangan diklasifikasikan dan dicatat sebagai variabel-variabel yang memiliki nilai berupa skala kuantitatif. Metode penelitian menggunakan informasi dari kawasan Cagar Alam Padang Luway. Pemilihan kawasan konservasi Cagar Alam Padang Luway dikarenakan adanya fungsi pemanfaatan secara berkelanjutan. Fungsi-fungsi lain yang diemban menurut UU No 5 Tahun 1990 adalah perlindungan sistem penyangga kehidupan dan pengawetan keanekaragaman hayati. Pengumpulan fakta dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan variabel yang telah ditentukan sebelumnya menggunakan kuesioner (RAPPAM) yang dikembangkan oleh World Wildlife Fund for Nature (WWF).

Hasil Penelitian

Penilaian perencanaan kawasan konservasi untuk penetapan tujuan sangat baik karena nilai komponen pada tujuan pengelolaan kawasan konservasi untuk kepentingan perlindungan dan keanekaragaman hayati, spesifikasi keanekaragaman hayati berkaitan dengan tujuan pengelolaan dan dinyatakan secara jelas di rencana pengelolaan, kebijakan dan perencanaan harus konsisten serta pegawai dan pengelola harus memahami dan mengerti mengenai tujuan pengelolaan kawasan. Komponen masukan dalam pengelolaan kawasan konservasi sebagian besar memperoleh penilaian kurang baik dengan memperoleh rata-rata nilai 1 sehingga dalam mendukung pencapaian tujuan-tujuan pengelolaan kawasan konservasi perlu dilakukan pembenahan pada setiap komponen yang kurang baik. Komponen proses dalam pengelolaan kawasan konservasi sudah sangat baik dalam menunjang tercapainya tujuan-tujuan pengelolaan kawasan konservasi ini dilihat dari nilai yang didapat dalam kelompok komponen penilaian kawasan konservasi dimana rata-rata penilaian memperoleh nilai 5, namun masih ada kekurangan pada kelompok perencanan pengelolaan yaitu pada komponen analisis ancaman dimana hanya memperoleh nilai 1, kurang baiknya analisis dan strategi untuk mengatasi ancaman dan tekanan terhadap kawasan konservasi dikarenakan terbatasnya sumber daya manusia yang berada dilapangan. Penilaian terhadap keluaran yang diperoleh dari pengelolaan kawasan konservasi Cagar Alam Padang Luway menunjukkan bahwa hampir semua komponen keluaran memperoleh nilai 5 atau sangat baik. Hasil yang kurang baik terdapat pada upaya restorasi kawasan yang hanya memperoleh nilai 1 sehingga perlu lebih ditingkatkan dengan melakukan penanaman jenis tanaman yang endemik pada areal kawasan Cagar Alam dan pelatihan staf untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan kawasan konservasi dan pengetahuan tentang kawasan konservasi itu sendiri.

Kekuatan

Untuk kepentingan perlindungan dan keanekaragaman hayati, spesifikasi keanekaragaman hayati berkaitan dengan tujuan pengelolaan dan dinyatakan secara jelas di rencana pengelolaan, kebijakan dan perencanaan harus konsisten serta pegawai dan pengelola harus memahami dan mengerti mengenai tujuan pengelolaan kawasan konservasi memperoleh nilai baik.

Kelemahan

Aspek perencanaan terutama landasan kepastian hukum dimana komponen sumber daya manusia dan keuangan dalam melakukan penyelenggaraan aktifitas penegakan hukum masih kurang baik dan terdapat pula komponen yang dinilai kurang baik pada landasan desain tapak yaitu pada komponen layout dan keterkaitan kawasan lain. Kurangnya sebagian besar penilaian terhadap aspek masukan menjadikan aspek ini sangat lemah dalam mendukung pencapaian tujuan-tujuan pengelolaan kawasan konservasi. Kurangnya penilaian pada aspek proses pengelolaan terdapat pada perencanaan pengelolaan terutama terhadap komponen analisis ancaman dimana terbatasnya sumber daya manusia yang berada dilapangan sehingga dalam analisis dan strategi untuk mengatasi ancaman dan tekanan terhadap kawasan konservasi masih kurang baik. Dan kurangnya penilaian pada aspek keluaran hanya terdapat pada komponen upaya restorasi kawasan dan pelatihan staf untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan kawasan konservasi dan pengetahuan tentang kawasan konservasi itu sendiri.

Kesimpulan

Efektifitas Pengelolaan Cagar Alam Padang Luway belum efektif dimana dari keseluruhan aspek siklus pengelolaan pada perencanaan, masukan, proses dan keluaran yang dinilai masih terdapat kekurangan dalam melakukan pengelolaan. Dilihat dari keseluruhan penilaian aspek perencanaan, masukan, proses dan keluaran yang dinilai masih terdapat kekurangan pada setiap kelompok dan komponennya dan hanya memperoleh total jumlah nilai 204, dimana untuk penilaian efektifnya suatu kawasan harus mendapatkan total jumlah nilai 300 dari setiap komponen yang dinilai sehingga perlu ditingkatkan pengelolaan dari semua aspek agar pengelolaan Konservasi Cagar Alam Padang Luway dapat berjalan efektif.

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan dari penelitian ini adalah penjelasan yang dipaparkan dan bahasa yang digunakan sangatlah jelas dan mudah dimengerti.

 

Kelemahan dari penelitian ini adalah perlu adanya analisis lanjutan tentang pengelolaan Konservasi Cagar Alam Padang Luway.